Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

METODE SURVEI LALU LINTAS

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survey lapangan, sedangkan data sekunder didapatkan dari instansi yang berwenang dalam penentuan kebijakan transportasi seperti Dinas Perhubungan dan Pemerintah Daerah. Data primer yang diperlukan untuk analisis adalah: Data kinerja lalu lintas saat ini, yang diukur dengan volume, kecepatan dan kepadatan lalu lintas; Data penyebaran dan pembebanan perjalanan pada tiap ruas jalan dan simpang; Volume lalu lintas saat ini dan akan datang sesuai dengan tahun rencana. Data sekunder yang dapat diperoleh dari instansi terkait adalah : Peta jaringan jalan dan peruntukan lahan (land use) Data jumlah penduduk Kondisi sosial ekonomi penduduk daerah studi Kebijakan manajemen transportasi yang diterapkan Data yang diperoleh dari hasil survey diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keadaan yang ada di lapangan, sehingga data ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperlua

TRAFFIC SIGNAL

LAMPU LALU LINTAS (  TRAFFIC SIGNAL ) Lampu lalu lintas secara sederhana dapat diterangkan sebagai lampu yang berada pada kanan kiri pendekat dari simpang berupa tiang dengan tiga buah lampu yang berderet dari atas ke bawah dengan warna merah pada deret paling atas kemudian kuning dan hijau yang paling bawah. Pemasangan lampu lalu-lintas merupakan suatu upaya pengaturan simpang yang mengacu pada pertimbangan : Tundaan dari arah minor ³ 30 detik selama delapan jam dalam sehari. Arus kendaraan dari masing-masing lengan ³ 750 kendaraan / jam selama delapan jam dalam sehari. Arus pejalan kaki dari masing-masing lengan ³ 175 orang / jam selama delapan jam dalam sehari. Angka kecelakaan ³ 5 kejadian/tahun. Apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi maka pemasangan lampu lalu-lintas menjadi tidak layak dan jika dipaksakan maka : Terjadi pemborosan karena biaya pengadaannya cukup mahal. Timbul tundaan yang tidak perlu pada jal

STUDI EMPIRIS

NAMA             : WA ODE SRI WAHYUNINGSIH NPM                : 17630104 BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Kabupaten Badung merupakan kabupaten di provinsi Bali yang menjadi pusat kegiatan, baik kegiatan sosial budaya, kegiatan pemerintahan, kegiatan perdagangan dan perekonomian, kegiatan pendidikan dan lain-lain. Selain itu Kabupaten Badung juga sebagai pusat pariwisata dimana Kabupaten Badung memiliki daya tarik wisata yang lengkap mulai dari seni dan budaya, keindahan alam dengan pantai berpasir putih seperti yang terdapat pada pantai Kuta.   Lengkapnya fasilitas yang terdapat di area Kuta juga merupakan salah satu daya tarik wisatawan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, Kabupaten Badung memiliki jumlah penduduk sebesar 656.900 jiwa, dengan luas wilayah 418,52 km2 yang meliputi 6 kecamatan yaitu, Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta Utara, Kuta Selatan dan Kuta. Dalam perkembangannya, jumlah penduduk di Kabupaten Badung akan terus bertambah dari waktu ke wak